Bulan , Lagu dan Peribahasa Melayu
Sejak kecil saya suka merenung bulan . Saya suka semua lagu yang menggunakan bulan dalam liriknya. Saat saya jadi anak kecil hingga saya dewasa dan sudah belajar ilmu cakerawala termasuk tentang bulan yang hakikatnya rupanya tidak seindah mana saya masih tetap merenung bulan dan tetap menganggapnya kejadian alam ciptaan Allah yang paling unik .
Lagu-lagu tentang bulan juga sering membuai emosi saya sejak kecil. Lagu seperti:
Oh bulan mana bintang
Di atas pucuk kayu ara.
Oh tuan mana hilang?
Dalam dapur atas para
Cukup mencuit hati saya saat lagu ini didendangkan oleh guru tadika saya semasa usia saya sekitar lima tahun.
Saat Menginjak ke alam remaja saya mengenali beberapa buah lagu lama yang menggunakan unsur alam bulan dalam lirik-lirik lagunya iaitu:
- Malam Bulan Di Pagar Bintang
- Bulan dan Juga Angin
- Kau Laksana Bulan
Bulan bukan sahaja menjadi inspirasi masyarakat Melayu sebagai unsur perlambangan dalam lagu- lagu Melayu, malah menjadi inspirasi orang-orang tua dalam ungkapan lisan bahasa kiasan berirama yang dikenali sebagai Peribahasa Melayu.
Antara contoh peribahasa Melayu yang menggunakan bulan sebagai unsur perlambangan merupakan:
- Mukanya berseri-seri bak bulan purnama
- Cahayanya gilang-gemilang seperti bulan 14 purnama
- Seperti bulan jatuh ke riba
- Seperti bulan di pagar bintang
- seperti bulan kesiangan
- Seperti orang hamil 12 bulan
- Keningnya bak bulan sabit
Simpulan bahasa yang menggambarkan keadaan fitrah wanita dan peredaran waktu menggunakan perkataan bulan juga turut popular diujarkan dalam masyarakat Melayu. Antaranya:
- Datang bulan
- Cukup bulan
- Hujung bulan
- Tengah bulan
- Awal Bulan
Kesimpulannya, perkataan bulan merupakan antara perkataan pilihan utama orang Melayu untuk menggambarkan kecantikan wanita dan kebahagiaan, kemakmuran dan keceriaan dalam kehidupan seseorang. Waima kita telah mengetahui hakikat raut wajah sebenar bulan yang kita puja kerana keindahan sinar dan suluhan cahayanya yang gilang-gemilang dipandang dari bumi selepas zaman manusia menjejakkan kaki ke sana, kita tetap memberikan makna indah kepada sang rembulan.
Comments
Post a Comment